16.5.06

Cara menjinakkan burung

Tanya:

Saya punya burung baru, bakalan hutan. Girasnya minta ampun. Bagaimana caranya untuk menjinakkan? (Henry)

Jawab:

Untuk menjinakkan burung sudah banyak tips diberikan oleh kawan-kawan kita. Dalam proses wajar, burung bisa jinak dalam waktu relatif lama. Kalau mau agak cepet, kuncinyanya pada diri kita sendiri: sempat apa nggak. Kalau Anda sempat, lakukan hal-hal berikut ini.

1. Dari sisi tempat

Kalau Anda punya burung terlalu liar, gantung saja agak tinggi di tempat ramai, ya di tempat ramai, atau yang biasa dilalulalangi anggota keluarga. Jangan justru digantung di tempat tersembunyi karena Anda takut burung kelabakan. Biasakan itu selama sekitar sepekan. Setelah itu, posisi agak diturunkan. Lakukan selama sepekan, turunkan lagi, sepekan mendatang turunkan lagi sampai posisi normal. Kalau rumah Anda dekat jalan raya/kampung, biasakan gantung burung di halaman rumah dekat jalan itu (tapi awas maling). Kalau burung Anda memang liar banget dan Anda melakukan saran saya ini, saya jamin burung Anda bakal berdarah-darah di sekitar paruhnya, juga bulunya rusak. Tapi no problem. Itu proses normal yang harus kita lalui. Luka bakal kering, bulu bakal tumbuh lagi.

2. Dari sisi memandikan

Biasakan memandikan burung dengan cara dikaramba dengan waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai semprotan sampai basah kuyup. Nggak masalah dia kelabakan kesana-kemari saat disemprot. Benar-benar basah kuyup sampai menggigil kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai bulu agak kering. Tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya. Kalau sempat, lakukan "pemandian" itu pagi dan sore hari.

3. Dari sisi makanan (bisa dilakukan pada hari libur/menyempatkan diri libur)

Kosongkan tempat pakan menjelang malam. Biarkan pada pagi hari dia kelaparan. Dalam kondisi itu, sorongkan jangkrik dengan lidi di tangan kita. Kalau dia nggak mau mematuk jangkrik, tarik lagi. Lima atau sepuluh menit lagi kita lakukan hal sama. Kalau masih nggak mau, tunda lagi. Begitu seterusnya, sampai sekitar pukul 10.00. Kalau sampai jam itu belum mau juga, tinggalkan jangkrik di tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, sorongkan pakai lidi satu jangkrik lagi. Kita goda dia beberapa saat mau mendekat atau tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak kenyang. Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer) satu sendok teh saja. Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi, coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan "terpaksa" harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan kita.

Kalau sekadar untuk tetap bernafas sehat, empat-lima jangkrik sudah cukup kita berikan pada pagi hari, dua-tiga jangkrik pada siang hari, dan empat - lima jangkrik pada sore hari, dan semuanya tanpa ada makanan tambahan di wadah pakan.

---Itulah sejumlah cara menjinakkan burung yang bisa kita pilih. Kalau ketiga cara itu bisa kita laksanakan/kombinasikan berbarengan, maka dalam waktu nggak sampai sebulan burung liar sudah jadi relatif jinak.

Menjinakkan burung dengan cara itu memang membawa sejumlah konsekuensi, misalnya burung yang semula sudah mau ngriwik/bunyi, jadi agak macet karena stres. Burung yang semula mulus, jadi luka atau rusak bulu. Tapi semua adalah bagian dari proses. Tinggal kita mau pakai jalan cepat atau jalan biasa. Orang Jawa bilang, jer basuki mawa bea, semua kebaikan perlu biaya dan biaya ini bisa bermacam-macam bentuknya. Ok?

(Tulisan ini juga dimuat di kicaumania.org)


Istilah perburungan

Tanya:

Seiring dengan hobby burung,cukup akrab di telingga kita tentang istilah-istilah yg sering digunakan,namun terkadang ada pula yang masih membingungkan,barangkali Teman-teman berkenan sharing penjelasan dari istilah-istilah tersebut yang mana akan “membantu memperdalam wawasan”

Misalnya soal suara :

1, variasi

2. speed

3. volume

4. tebal/tipis

5. besetan

6. tonjolan/tembakan

7. isian

8. master

9. kristal

10. los,dll


Barangkali kali ada yang berkenan membantu/sharing penjelasan atau menambahkan? (David Santoso)

Jawab:

Saya mencoba menjelaskan hal-hal tersebut, sejauh yang saya tahuTolong kalau salah dibetulkan:

1. Variasi: Ini menunjuk pada sedikit-banyaknya lagu Burung dikatakan punya suara yang variasinya banyak (variatif) kalau dia punya banyak jenis lagu Misalnya, murai batu (MB) disebut variatif kalau dia mengeluarkan suara burung/hewan lain saat berkicau seperti lagu burung kenari, cucakjenggot, jalaksuren, jangkrik, walang kecek atau lainnyaKalau lagu hewan lain yang disuarakan banyak, maka burung tersebut sering disebut variasinya banyak (variasine akeh, begitu wong Solo bilang).

2. Speed: Ini menunjuk pada kerapatan suara burung Untuk memberi definisi saya agak kesulitan, tetapi sebagai ilustrasi bisa saya sebutkan bahwa burung yang punya speed bagus antara lain burung gereja (apalagi pas birahi/kawin), kenari dan branjanganBurung yang speed-nya pas-pasan contohnya adalah prenjakBurung berspeed jelek contohnya poksay atau kepodangDengan contoh itu mungkin Pak David bisa meraba-raba, apa itu speed.

3. Volume: Ini adalah besar/kecil suaraBurung dikatakan punya volume bagus ya kalau dia bersuara keras.

4. Tebal/tipis: Ini hampir sama dengan volume 5. Besetan: Ini warna suaraBurung dikatakan punya besetan bagus kalau dia punya suara cerecet yang panjang dan melengkingContoh suara besetan yang terkenal adalah cerecet burung cucak jenggot 6. tonjolan/tembakan: Ini adalah suara2 yang menghentak munculnyaMB misalnya, dikatakan punya tonjolan/tembakan kalau saat berkicau dia mengeluarkan suara asing di samping suara aslinya, misalnya suara jangkrik, walang kecek, cililin, cucak jenggot atau ciblek.

7. Isian: Isian adalah lagu/suara burung/hewan tertentu (master) yang dimasukkan ke burung tertentu yang diisi (dimaster) sehingga burung yang diisi ini mempunyai suara lain (bukan suara/lagu asli burung ybs) 8. Master (lihat penjelasan di atas): Jadi master belum tentu burungBisa jangkrik, walang, dll 9. Kristal: Ini adalah suara yang ditelinga memberi kesan ada gaung/dengingSaya tidak bisa mendefinisikanTetapi contoh suara kristal adalah suara gelas yang dipukul (ting. . . )Suara jangkrik, apalagi jangkrik diletakkan di dalam stoples yang terbuka, secara umum disebut ngristalBukan suara kristal, contohynya adalah suara saya ketika bersiul (umumnya siulan orang, lah).

10. Los: Suara yang tidak tertahanDi Solo disebut juga ngepolKebalikan dari “los” adalah “ngriwik” Maaf Pak, mungkin penjelasan saya malah membikin bingungMohon kalau salah dibetulkan. (Duto)


Spesifikasi glodok LB

Tanya:

Apa ada spesifikasi khusus untuk bikin glodokan LB dan bahan sarang? aku penasaran nich ama LB yg ada di rumah?

Kata orang LB yg sudah nelor, telornya gak boleh dilihat orang. Apa bener sich...? (Nanang)

Jawab:

Untuk glodok nggak perlu rancangan khusus, yang penting dibuat mudah bagi kita untuk mengontrol isinya setiap saat.

Mungkin saja LB jadi males ngeram lagi kalau pas ngeram kita lihat. Untuk mengantisipasi hal itu, maka biasakanlah Anda membuka pintu glodok/mengecek isi glodok setiap hari semenjak LB belum bikin sarang/baru saja dimasukkan ke kandang.

Dengan kita mengecek setiap hari, si LB tidak akan merasa hal itu sebagai gangguan jika suatu saat nanti dia nelor, mengeram dan punya anak.

Terus saja cek atau buka-tutup pintu glodok setiap hari sehingga itu menjadi kebiasaan bagi LB untuk berinteraksi dengan penangkarnya. Tapi usahakan jangan membuka glodok ketika LB ada di dalam. Kalau MB masih di dalam dan kita pengin ngecek dalamnya, ya diketuk pelan2 dulu biar LB nongol dan keluar kedua2nya.

Setelah itu baru kita buka-tutup pintu glodok sebagai suatu aktivitas rutin.

Itulah cara mencegah agar LB kita nggak stres manakala suatu saat nelor, ngeram dan netas dan pada saat yang sama kita pengin selalu nonton anakan LB yang ada di dalam glodok. “Pengin nonton”, itu memang sifat umum yang wajar dari para penangkar yang nggak sabaran untuk melihat burung hasil tangkarannya, tetapi jika hal itu tanpa persiapan pengetahuan ttg perilaku burung, bisa2 LB kita mogok nelor atau mogok ngeram atau bahkan mogok memberi pakan anak2nya. (Duto)